Minggu, 09 Agustus 2009

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) HIV (Human Immunodeficiency Virus).

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)

HIV (Human Immunodeficiency Virus)
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh, yang disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus). Ia adalah virus RNA dan merupakan parasit intrasel. Dalam bentuknya yang asli ia merupakan partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau melukai sampai ia masuk ke sel host (sel target). Sel target virus ini terutama sel limfosit –T karena ia mempunyai reseptor virus HIV yang disebut CD4.

AIDS bisa menular melalui berbagai cara diantaranya adalah melalui hubungan kelamin tanpa pelindung, penggunaan jarum suntik secara bergantian (biasanya pada pemekai narkoba), melalui transfuse darah atau produk-produk darah yang telah terinfeksi HIV, dari darah segar (baru) yang sudah terinfeksi HIV dan dari seorang ibu yang sudah terinfeksi HIV yang ditularkan kepada janinnya.

Semua orang mempunyai kemungkinan tertular penyakit ini. Pada orang dewasa dan remaja, lebih dari 95% termasuk dalam group resiko tinggi yaitu lelaki homoseksual atau biseks, orang-orang yang ketagihan obat intravena, pengkonsumsi narkoba dengan alat jarum suntik, hemofili, penerima darah atau produk darah dan partner seks dari penderita AIDS.

Seseorang dikatakan menderita AIDS apabila :

1) Hasil tes HIV adalah positif

2) Menderita satu atau lebih penyakit infeksi oportunisik khusus yang kambuh berulang kali atau menunjukkan adanya gangguan yang pada system kekebalan tubuhnya

AIDS dewasa ini sudah merupakan penyakit pandemic yang melanda hampir seluruh dunia, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang, termasuk Indonesia. AIDS Telah menjadi ,asalah internasional yang cukup meresahkan, karena perkembangan jumlah penderita AIDS relative cepat meningkat dan sulitnya mencegah penularan.

Di Indinesia dengan jumlah penduduk yang relative padat termasuk salah satu Negara di kawasan asia tenggara yang mendapat perhatian khusus dari WHO (World Health Organization) sehubungan dengan penyebarannya diseluruh dunia yang semakin lama semakin meningkat.

B. Tujuan

Factor yang mendukung dibuatnya makalah ini adalah :

1) Untuk memenuhi tugas makalah mata pelajaran IKM

2) Untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang penyakit AIDS serta dampak dan pengaruhnya bagi penderita dan juga yang paling penting adalah penjelasan mengenai cara pencegahan penularan penyakit ini.

C. Ruang lingkup

Penelitian makalah ini merupakan pembahasan mngenai penyakit AIDS. Termasuk didalamnya mengenai virus penyebab AIDS, penularannya, orang-orang yang bisa tertular, pencegahannya, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan AIDS yang berkaitan satu sama lain.

D. Metode penulisan

Metode penulisan yang kami gunakan dalam mengumpulkan data adalah “studi kepustakaan”, yaitu untuk memperoleh bahan bacaan ilmiah yang berhubungan dengan judul makalah ini yaitu diperoleh dari sumber yang sangat membantu penulisan makalah ini yaitu internet.

E. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai berikut :

* Kata pengantar

* Daftar isi

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN

C. RUANG LINGKUP

D. METODE PENULISAN

BAB II

PERMASALAHAN

A. Sejarah munculnya HIV/AIDS

Masalah kesehatan yang paling menonjol dalam decade delapan puluh tahun yang lalu adalah masalah Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Dimulai tanggal 5 juni 1981, Morbility and Mortality Weekly Report pertama kali manggunakan istilah Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) untuk laporan penyakit Pneumocytis Carinii Pneumonia (PCP) yang ditemukan di Los angeles pada bulan Oktober 1980 samapai Mei 1981.

Sebelumnya penyakit yang sama juga telah dilaporkan dari New York dan California, tetapi tidak dihubungkan dengan istilah AIDS. Istilah AIDS secara resmi diterima dan digunakan oleh Centres for Disease Control (CDC) AS mulai tanggal 14 September 1982. pada 1 Januari 1983, telah dilaporkan sebanyak 1.285 kasus AIDS di AS. Pada 20 Mei 1983, Prof.Luc Montagnier dari institute Pasteur, Perancis dapat mengisolasi Human Retro Virus dari penderita AIDS, ia memberi nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV). Kemudian tanggal 14 Mei 1984, artikel yang ditulis oleh Dr.Robert Gallo dari AS, yang juga menyatakan dapat mengisolasi virus dari penderita AIDS dan menamakannya Human T Cell Leukimia Virus III (HTLV-III), virus ini identik dengan LAV. Pada tahun 1986, atas kesepakatan internasional nama virus itu diubah menjadi Human Immuno Deficiency Virus (HIV). Sejak itu penulisan-penulisan mengenai virus yang menyebabkan AIDS ditulis HIV.

Kapankah HIV mulai menyerang manusia dan darimana asal virus tersebut? Dari pemeriksaan darah yang disimpan dari tahun ketahun diketahui bahwa darah tertua yang terinfeksi HIV di AS adalah darah yang disimpan pada tahun 1969. ini berarti bahwa saat ditemukannya penyakit AIDS pada tahun 1981, rakyat Amerika sudah lebih dari 10 tahun terserang penyakit yang mematikan ini tanpa diketahui dan disadari oleh siapapun. Dengan cara yang sama diketahui bahwa darah tertua yang terinfeksi HIV di Afrika ialah darah yang disimpan pada tahun 1959. atas dasar ini orang menduga bahwa AIDS berasal dari Afrika. Diperkirakan pada tahun 1940 (spekulasi) terjadi perpindahan virus HIV dari kera Hijau Afrika (Cercopitheus aethiop) ke manusia. Contoh lain, HIV juga ditemukan pada

1. Contoh plasma (cairan darah) yang diambil dari seorang pria dewasa yang hidup di Republik Demokratik Kongo tahun 1959.

2. HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pemuda Amerika-Afrika yang meninggal dunia di St. Louis, AS, tahun 1969.

3. HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pelaut Norwegia yang meninggal dunia sekitar tahun 1976.

Dua puluh tahun kemudian, tahun 1960 (suatu spekulasi) pertumbuhan penduduk dari perpindahan penduduk Afrika tengah berjalan cepat menyebabkan ikut menyebarkan HIV tanpa disadari, karena memang sedikitpun tidak ada yang tahu tentang adanya penyakit tersebut. Kemudian setelah 10 tahun penyakit ini dibawa ke berbagai tempat di Eropa, Karibia, dan Amerika Serikat. Dan akhirnya kini penyakit itu menyebar hampir ke seluruh dunia. Di Indonesia, penderita AIDS pertama ditemukan ketika seorang turis Belanda meninggal dunia di Denpasar-Bali pada bulan April 1987.

B. HIV

HIV berarti Human Immunodeficiency Virus. HIV hanya menular manusia. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh yang melindungi tubuh terhadap infeksi.

Kebanyakan orang yang terinfeksi HIV tidak mengetahui bahwa dirinya telah terinfeksi. Segera setelah terinfeksi, beberapa orang mengalami gejala yang mirip gejala flu selama beberapa minggu. Selain itu tidak ada tanda infeksi HIV. Tetapi, virus tetap ada di tubuh dan dapat menularkan orang lain.

HIV adalah bagian dari keluarga atau kelompok virus yang disebut lentivirus. Lentivirus seperti HIV ditemukan dalam lingkup luas primata non-manusia. Lentivirus yang lain, diketahui secara kolektif sebagai virus monyet yang dikenal dengan SIV (simian immunodeficiency virus) di mana tulisan di bawah garis menunjukkan asal spesiesnya.

Jadi dari mana HIV berasal? Apakah HIV berasal dari SIV?

Sekarang secara umum diterima bahwa HIV merupakan keturunan dari SIV. Jenis SIV tertentu mirip dengan HIV-1 dan HIV-2, dua tipe HIV. Sebagai contoh, HIV-2 dapat disamakan dengan SIV yang ditemukan pada monyet sooty mangabey (SIVsm), kadang-kadang dikenal sebagai monyet hijau yang berasal dari Afrika barat.Jenis HIV yang lebih mematikan, yaitu HIV-1, hingga akhir-akhir ini sangat sulit untuk digolongkan. Sampai 1999, yang paling mirip adalah SIV yang diketahui menginfeksi simpanse (SIVcpz), tetapi ada perbedaan yang berarti antara SIVcpz dan HIV.

Jadi apa yang terjadi pada 1999? Apakah sekarang simpanse diketahui sebagai asal HIV?

Pada Februari 1999 diumumkan bahwa kelompok peneliti dari University of Alabama, di AS, telah meneliti jaringan yang dibekukan dari seekor simpanse dan menemukan jenis virus (SIVcpz) yang nyaris sama dengan HIV-1. Simpanse ini berasal dari sub-kelompok simpanse yang disebut Pan troglodyte troglodyte, yang dahulu umum di Afrika tengah-barat.

Peneliti menegaskan bahwa ini menunjukkan simpanse adalah sumber HIV-1, dan virus ini pada suatu ketika menyeberang dari spesies simpanse ke manusia. Namun, belum jelas apakah simpanse merupakan sumber asli HIV-1 karena simpanse jarang terinfeksi SIVcpz. Oleh karena ada kemungkinan baik simpanse maupun manusia terinfeksi dari pihak ketiga, yaitu suatu spesies primata yang masih belum dikenali. Bagaimana pun keadaannya, sedikitnya perlu dua perpindahan terpisah ke manusia.

Bagaiamana HIV dapat menyeberangi spesies?

Telah lama diketahui bahwa virus tertentu dapat menyeberang dari hewan kepada manusia, dan proses ini dikenal dengan zoonosis. Peneliti dari University of Alabama mengesankan bahwa HIV dapat menyeberang dari simpanse karena manusia membunuh simpanse dan memakan dagingnya.Beberapa teori lain yang diperdebatkan berpendapat bahwa HIV berpindah secara iatrogenik (diakibatkan kealpaan pihak medis), misalnya melalui percobaan medis. Satu teori yang disebarluaskan secara baik adalah bahwa vaksin polio yang memainkan peranan dalam perpindahan ini, karena vaksin tersebut dibuat dengan menggunakan ginjal monyet. Tetapi yang penting pada berbagai macam teori ini adalah pertanyaan tentang kapan perpindahan itu terjadi. Analisis yang dilakukan pada 1998 tentang contoh plasma dari 1959 mengesankan bahwa HIV-1 memasuki manusia sekitar 1940-an atau awal 1950-an, lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya. Ilmuwan lain memperkirakan lebih lama lagi, mungkin sekitar 100 tahun yang lalu atau lebih.

Apakah diketahui di mana HIV pada manusia muncul?

Sekarang banyak orang menganggap karena HIV terlihat berkembang dari satu jenis SIV yang ditemukan pada tipe simpanse di Afrika Barat, ini berarti HIV pertama muncul pada manusia di sana. Kemudian dianggap bahwa HIV menyebar dari Afrika ke seluruh dunia.

Bagaimana pun, seperti yang dibahas di atas, belum tentu simpanse adalah sumber asli HIV dan ada kemungkinan virus ini menyeberang ke manusia, lebih dari satu kesempatan. Jadi mungkin juga HIV timbul pada waktu yang bersamaan baik di Amerika Selatan dan Afrika, atau bahkan muncul di benua Amerika sebelum muncul di Afrika.

Kita mungkin tidak akan pernah tahu secara pasti kapan dan di mana virus ini muncul pertama kali, tetapi yang jelas pada suatu waktu di pertengahan abad 20-an ini, infeksi HIV pada manusia berkembang menjadi epidemi penyakit di seluruh dunia yang saat ini lebih dikenal sebagai AIDS.

Apa yang menyebabkan epidemi ini menyebar secara tiba-tiba?

Ada beberapa faktor yang dapat mendukung penyebaran begitu mendadak termasuk perjalanan internasional, industri darah, dan penggunaan narkoba yang meluas.

Dari mana asalnya HIV?

Tidak ada seorang pun yang tahu HIV dari mana, persisnya cara kerjanya atau bagaimana HIV dapat diberantas dari tubuh seseorang. Di setiap negara, waktu AIDS pertama muncul, orang menyalahkan kelompok yang sudah terpinggirkan (dan oleh karena itu pada umumnya lebih mudah diserang infeksi HIV, karena kemiskinan dan tidak terjangkau oleh layanan dan informasi). Biasanya yang disalahkan adalah orang ‘dari luar’ atau yang penampilannya atau perilakunya ‘berbeda’. Semua itu membawa masalah saling menyalahkan dan prasangka. Artinya juga bahwa banyak orang menganggap bahwa hanya orang dalam kelompok ini berisiko tertular HIV dan bahwa ‘itu tidak mungkin terjadi pada saya’. Ketidakpastian mengenai asal usulnya AIDS dan siapa yang terpengaruhinya juga membuat orang bahkan siap menyangkal bahwa AIDS sebetulnya ada.

Apa itu tes HIV?

Tes HIV menemukan antibodi HIV dalam darah. Antibodi itu dibuat oleh sistem kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap infeksi oleh virus tersebut. Apabila tidak ada antibodi, seseorang disebut sebagai antibodi negatif (seronegatif atau HIV-negatif). Hasil tes dapat negatif apabila seseorang baru saja terinfeksi, karena setelah terinfeksi pembentukan antibodi makan waktu sampai tiga bulan. Masa antara infeksi dan terbentuknya cukup banyak antibodi untuk menunjukkan hasil tes positif disebut ‘masa jendela’. Setiap orang yang mungkin terinfeksi selama tiga bulan terakhir harus dites ulang tiga bulan setelah tes pertama, bila hasil tes pertama negatif. Seseorang selalu harus diberikan penyuluhan (konseling) sebelum dan setelah tes HIV. Tes HIV tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan berdasarkan informasi lengkap (informed consent) dari yang bersangkutan.

Bagaimana HIV menular?

HIV terdapat di darah seseorang yang terinfeksi (termasuk darah haid), air susu ibu, air mani dan cairan vagina.

  • Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani atau cairan vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput mukosa yang berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur.
  • HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV atau melalui alat suntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar.
  • HIV dapat disalurkan ke bayi saat kehamilan, kelahiran, dan menyusui. Bila tidak ada intervensi, kurang lebih sepertiga bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu dengan HIV akan tertular.

Bagaimana HIV tidak dapat ditularkan?

HIV hanya dapat hidup di dalam tubuh manusia yang hidup dan hanya bertahan beberapa jam saja di luar tubuh.

  • HIV tidak dapat menular melalui air ludah, air mata, muntahan, kotoran manusia dan air kencing, walaupun jumlah virus yang sangat kecil terdapat di cairan ini. HIV tidak ditemukan di keringat.
  • HIV tidak dapat menembus kulit yang utuh dan tidak menyebar melalui sentuhan dengan orang yang terinfeksi HIV, atau sesuatu yang dipakai oleh Odha; saling penggunaan perabot makan atau minum; atau penggunaan toilet atau air mandi bergantian.
  • Perawatan seseorang dengan HIV tidak membawa risiko apabila tindakan pencegahan diikuti seperti membuang jarum suntuk secara aman dan menutupi luka.
  • HIV tidak menular melalui nyamuk atau serangga pengisap darah yang lain. Kebanyakan serangga tidak membawa darah dari satu orang ke orang lain ketika mereka menggigit manusia. Parasit malaria memasuki aliran darah dalam air ludah nyamuk, bukan darahnya.

Apa yang dimaksud dengan perilaku berisiko tinggi?

Yang dimaksud adalah melakukan sesuatu yang membawa risiko tinggi terkena infeksi pada dirinya atau orang lain. Kita biasanya tidak tahu siapa terinfeksi HIV dan siapa yang tidak, termasuk dirinya sendiri, jadi kegiatan berikutnya termasuk berisiko tinggi:

  • berhubungan seks dengan memasuki vagina atau dubur tanpa memakai kondom. Laki-laki dengan HIV dapat menulari baik pasangan laki-laki maupun perempuan saat berhubungan seks melalui dubur tanpa perlindungan
  • memakai jarum suntik dan semprit (insul), atau alat tindakan medis yang tidak steril, baik pada dirinya maupun orang lain, yang mungkin tercemar oleh darah orang lain
  • menerima transfusi darah yang terinfeksi

Apa artinya seks yang lebih aman?

Seks yang lebih aman adalah setiap hubungan seks yang tidak berkaitan dengan air mani, cairan vagina dan darah yang masuk tubuh orang lain atau menyentuh kulit terluka, misalnya:

  • kegiatan seks tanpa penetrasi – dengan merangsang alat kelamin kita atau pasangan kita (onani), seks paha, memijat atau mencium
  • memakai kondom saat berhubungan seks melalui vagina atau dubur
  • seks dengan mulut (kontak mulut dengan alat kelamin laki-laki atau perempuan) risikonya lebih rendah dibandingkan hubungan seks dengan penetrasi vagina atau dubur tanpa kondom
  • tidak berhubungan seks (menahan nafsu) adalah aman

Apabila kita terinfeksi HIV, adalah sangat penting kita mempraktekkan seks yang lebih aman, agar:

  • mencegah penularan HIV ke orang yang HIV-negatif atau yang tidak tahu status HIV-nya
  • menjauhkan diri dari infeksi menular seksual (IMS) lain, seperti kencing nanah (gonore) atau sifilis, dan/atau infeksi oportunistik yang dapat ditularkan melalui seks, misalnya sitomegalovirus (CMV) atau hepatitis A, B dan C
  • mencegah penularan HIV ulang (reinfection). Itu berarti ditulari jenis atau sub-tipe HIV yang lain (ada dua jenis HIV – HIV-1 yang telah ditemukan delapan sub-tipenya, dan HIV-2) atau dengan HIV yang sudah resistan (kebal) terhadap obat. Semua itu dapat meningkatkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh dan resistansi terhadap obat antiretroviral (virus menjadi kebal terhadp obat)

Subtipe, Tipe, Golongan dan Jenis HIV

Apakah perbedaan antara HIV-1 dan HIV-2?

Saat ini ada dua tipe (type) HIV: HIV-1 dan HIV-2. Di seluruh dunia, virus yang utama adalah HIV-1, dan umumnya bila orang terserang HIV tanpa ditentukan tipe virusnya, maksudnya adalah HIV-1. Baik HIV-1 dan HIV-2 disebarkan melalui hubungan seksual, darah, dan dari ibu-ke-bayi, serta keduanya terlihat mengakibatkan AIDS yang secara klinis tidak dapat dibedakan. Namun, HIV-1 lebih mudah disebarkan dibanding dengan HIV-2, dan jangka waktu antara penularan dan penyakit yang timbul karena HIV-2 lebih lama.

Ada berapa banyak subtipe HIV-1?

HIV-1 adalah virus yang sangat berubah-ubah yang dapat bermutasi dengan sangat mudah. Jadi ada banyak jenis (strain) HIV-1 yang berbeda-beda. Jenis ini digolongkan menurut golongan (group) dan subtipe (subtype). Ada dua golongan, yaitu golongan M dan golongan O.

Pada September 1998, peneliti dari Perancis mengumumkan penemuan jenis HIV baru pada seorang wanita dari Kamerun di Afrika Barat. Jenis ini tidak termasuk dalam golongan M atau pun golongan O, dan hanya ditemukan pada tiga orang lainnya, semua di Kamerun.

Saat ini dalam golongan M sedikitnya diketahui ada sepuluh subtipe HIV-1 yang secara genetis berbeda. Subtipe ini terdiri dari A sampai J. Tambahan pula, golongan O terdiri dari beberapa golongan yang berbeda dari virus yang sangat beraneka ragam. Subtipe di golongan M dapat berbeda antar subtipe sebanyak perbedaan golongan M dengan golongan O.

Setiap subtipe ditemukan di mana?

Subtipe tersebar sangat tidak merata di seluruh dunia. Sebagai contoh, subtipe B kebanyakan ditemukan di sekitar Amerika (utara dan selatan), Jepang, Australia, Karibia, dan Eropa; subtipe A dan D adalah yang paling sering ditemukan di Afrika sub-Sahara; subtipe C di Afrika Selatan dan India; dan subtipe E di Republik Afrika Tengah, Thailand, dan negara lainnya di Asia Tenggara. Subtipe F (Brazil dan Rumania), G dan H (Rusia dan Afrika Tengah), I (Siprus), dan golongan O (Kamerun) mempunyai prevalensi sangat rendah. Di Afrika, sebagian besar subtipe ditemukan, walaupun subtipe B kurang umum.

Apakah perbedaan utama antara subtipe ini?

Perbedaan utama terletak pada susunan genetisnya; perbedaan yang bersifat sangat biologis di tabung percobaan dan pada manusia dapat mencerminkan hal ini.

Juga dikesankan subtipe tertentu dapat dihubungkan dengan cara penyebaran tertentu pula: misalnya, subtipe B dengan hubungan homoseksual dan penggunaan narkotik secara suntikan (pada intinya, melalui darah) dan subtipe E dan C, melalui hubungan heteroseksual (melalui jalur mukosal).

Penelitian di laboratorium yang dilakukan oleh Dr. Max Essex dari Harvard School of Public Health di Boston, AS, menunjukkan subtipe C dan E menularkan dan menggandakan diri lebih efisien dibandingkan dengan subtipe B pada sel Langerhans yang ada dalam mukosa vagina, leher rahim, dan kulup penis, tetapi tidak pada dinding dubur. Data memperlihatkan HIV subtipe E dan C lebih mudah menyebar secara heteroseksual dibandingkan dengan subtipe B.

Namun diingatkan, haruslah berhati-hati dalam menerapkan penelitian dari tabung percobaan ke keadaan hidup yang nyata. Faktor tidak tetap lain yang mempengaruhi risiko penyebaran, seperti tahapan penyakit HIV, kekerapan terpajan, penggunaan kondom, dan adanya penyakit menular seksual (PMS), juga harus dipertimbangkan sebelum kesimpulan yang pasti dapat diambil.

Apakah beberapa subtipe lebih menular dibandingkan dengan lainnya?

Beberapa penelitian yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan subtipe E menyebar secara lebih mudah dibanding dengan subtipe B. Pada satu penelitian yang dilakukan di Thailand (Mastro dkk., The Lancet, 22 Januari 1994), ditemukan angka rata-rata penularan subtipe E di antara pekerja seks wanita dan kliennya lebih tinggi dibandingkan dengan subtipe B yang ditemukan di kelompok umum di Amerika Utara.

Pada penelitian kedua yang dilakukan di Thailand (Kunanusont, The Lancet, 29 April 1995), antara 185 pasangan dengan satu pasangan yang terinfeksi HIV subtipe E atau B, ditemukan bahwa kemungkinan penularan pada pasangan tersebut lebih tinggi pada yang terinfeksi subtipe E (69%) dibandingkan dengan subtipe B (48%). Ini mengesankan subtipe E dapat lebih mudah ditularkan. Namun penting untuk dicatat, tidak ada satu penelitian pun yang dirancang untuk memantau secara penuh terhadap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi risiko penularan.

Apakah subtipe E adalah subtipe baru?

Subtipe E bukanlah subtipe baru. Contoh darah yang disimpan menunjukkan subtipe E telah dikenal pada permulaan wabah di Afrika Tengah dan awal 1989 di Thailand.

Apakah tes antibodi HIV umum mampu mendeteksi semua subtipe?

Tes antibodi HIV rutin yang saat ini digunakan untuk skrining darah dan diagnosis mendeteksi semua subtipe HIV. (Sebagian besar perusahaan telah mengubah tesnya, sehingga tes dapat mendeteksi jenis O dari golongan HIV-1 yang baru diketahui.)

Apakah ada subtipe lagi yang mungkin "muncul?"

Hampir dapat dipastikan subtipe genetis HIV baru akan ditemukan di masa mendatang, dan tentu subtipe baru akan berkembang sebagaimana virus terus bermutasi. Subtipe yang ada saat ini juga akan terus menyebar ke daerah yang baru selama wabah berlanjut di seluruh dunia.

Namun, di beberapa negara hanya ada sedikit pemantauan yang dilakukan untuk mendeteksi subtipe. Misalnya, di Inggris, Public Health Laboratory Service (pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat) milik pemerintah yang bertanggung jawab untuk memantau penyebaran HIV di negara tersebut, dalam sebulan hanya menganalisis dua infeksi baru untuk informasi subtipe.

Apakah dampak keragaman HIV terhadap penelitian pengobatan dan vaksin?

Diperlu lebih banyak penelitian. Beberapa subtipe HIV yang telah diteliti di laboratorium mempunyai sifat pertumbuhan dan imunologi yang berbeda; perbedaan ini perlu ditunjukkan pada manusia.

Tidak diketahui apakah perbedaan genetis pada subtipe E atau subtipe lain sebenarnya membuat perbedaan pada risiko penyebaran, reaksi terhadap terapi antiretroviral, atau pencegahan oleh vaksin. Jika perbedaan genetis ini membuat perbedaan dalam efektivitas vaksin, tentu ini menunjukkan hambatan penting terhadap pengembangan vaksin HIV yang efektif secara luas atau cocok untuk seluruh dunia. Vaksin influenza kadang-kadang harus diubah dan diperbaharui karena adanya perbedaan genetis dalam virus influenza. Mungkin tindakan yang sama perlu dilakukan pada vaksin HIV.



C. AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) yaitu menurunnya daya tahan tubuh terghadap berbagai penyakit karena adanya infeksi virus HIV. HIV melemahkan system pertahanan kekebalan tubuh, sehingga tubuh akhirnya tidak sanggup lagi melawan berbagai macam penyakit yang masuk ke dalam tubuh kita walaupun penyakit yang tidak berbahaya sekalipun. Apabila system kekebalan ini sudah rusak parah akibat virus HIV, dengan serentak beberapa penyakit mengambil kesempatan untuk menyerang. Jadi, kematian tidak secara langsung disebabkan oleh HIV, tetapi oleh infeksi penyakit-penyakit lain.

Untuk Negara-negara yang mempunyai fasilitas diagnostik yang cukup, AIDS didefinisikan :

1. suatu penyakit yang menunjukkan adanya defisiensi imun selular, misalnya Sarkoma Kaposi, atau satu atau lebih infeksi oportunistik yang didiagnostik dengan cara yang dapat dipercaya.

2. tidak adanya sebab-sebab lain immunodeficiency selular yang diketahui berkaitan dengan penyakit tersebut.

Infeksi oportunistik atau penyakit

Apa perbedaan antara HIV dan AIDS?

Seorang yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat bertahun-tahun tanpa ada tanda fisik atau gejala infeksi. Orang yang terinfeksi virus tersebut tetapi tanpa gejala adalah ‘HIV-positif’ atau mempunyai ‘penyakit HIV tanpa gejala’.

Apabila gejala mulai muncul, orang disebut mempunyai ‘infeksi HIV bergejala’ atau ‘penyakit HIV lanjutan’. Pada tahap ini seseorang kemungkinan besar akan mengembangkan infeksi oportunistik. ‘AIDS’ merupakan definisi klinis yang diberikan kepada orang terinfeksi HIV. Definisi AIDS termasuk jumlah sel CD4 di bawah 200 (suatu tes yang menghitung jumlah sel CD4 – yaitu sel darah penyerang infeksi yang diserang dan dibunuh oleh HIV), atau mengalami satu atau sejumlah infeksi tertentu, termasuk tuberkulosis, jenis kanker yang jarang dan penyakit mata, kulit dan sistem saraf.

Masalah dengan pemakaian definisi ini adalah:

  • definisi ini tergantung pada tes laboratorium yang tidak terdapat di kebanyakan negara berkembang
  • definisi AIDS memasukkan infeksi oportunistik yang paling sering ditemukan di Amerika Utara dan Eropa, dan tidak tentu yang ditemukan di wilayah dunia yang lain
  • definisi memberikan kesan bahwa tidak dapat dielakkan infeksi HIV akan berkembang menjadi AIDS. Setelah terinfeksi, seseorang terinfeksi HIV seumur hidup tetapi banyak orang bertahun-tahun tetap sehat. Sementara juga ada yang mengalami sakit-sakitan parah selama beberapa waktu namun kemudian sehat kembali

Odha yang mempunyai semakin banyak informasi, dukungan dan perawatan medis yang baik dari tahap awal penyakitnya lebih berhasil menangani infeksinya. Obat antiretroviral yang sekarang semakin terjangkau dapat memperlambat kecepatan penggandaan HIV; obat lain dapat mencegah atau mengobati infeksi yang disebabkan HIV.

D. Penularan HIV/AIDS

Penularan HIV ke dalam tubuh dapat melalui aliran darah, melalui luka, pembuluh darah maupun lewat membran mukosa (selaput lendir). Media penularannya adalah darah, cairan sperma, dan cairan vagina. Beberapa kegiatan yang dapat menularkan HIV yaitu:

  • Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
  • Penggunaan jarum suntik, tindik, tato yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama-sama dan sebelumnya telah dipakai oleh orang yang terinfeksi HIV.
  • Melalui transfusi darah yang tercemar HIV.
  • Ibu hamil yang tercemar HIV pada anak yang dikandungnya.

HIV tidak dapat menular lewat kontak sosial seperti makan-minum bersama, bersalaman, menggunakan WC umum bersama penderita HIV/AIDS, berenang dengan penderita HIV. Berciuman dengan penderita HIV juga tidak akan menular kalau tidak ada luka seperti sariawan. Kami mendukung usahamu untuk tetap berteman dan menolong sahabatmu yang menderita AIDS, memberikan semangat kepadanya untuk tetap berobat dan menjalani kehidupan dengan normal. Ada sedikit saran dari kami karena kebersihan itu penting untuk kesehatan, maka kami sarankan supaya hal-hal yang bersifat pribadi sebaiknya dipakai masing-masing,misalnya,handuk.

Bagaimana HIV dapat ditularkan?

Orang yang terinfeksi HIV tidak secara otomatis berarti menderita AIDS, atau menjadi sakit. Tetapi dengan atau tanpa gejala-gejala AIDS, pengidap HIV (HIV posirif atau Seropositif ) sudah terinfeksi dan secara permanent bisa menularkannya kepada orang lain. HIV terdapat dalam darah dan cairan tubuh seseorang yang telah tertular, walaupun orang tersebut belum menunujukan keluhan atau gejala sakit. HIV hanya dapat ditularkan bila terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah dosis virus memegang peran penting, makin besar jumlah virusnya,makin besar kemungkinan infeksinya. Jumlah Virus yang banyak ada dalam darah , sperma , cairan vagina ,serviks, dan cairan otak Dalam saliva ,air mata , urine,keringat, dan air susu hanya ditemukan sedikit sekali .

Penularan dapat terjadi melalui cara-cara sebagai berikut :

v Melalui hubungan seksual tanpa pelindung (tanpa menggunakan kondom) dengan seseoran yang sudah terinfeksi HIV,baik secara vaginal, oral maupun anal.Ini adalah cara yang paling umum terjadi,meliputi 80%-90% dari total kasus sedunia. Lebih mudah terjadi penularan bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti Herpes genitalis,sifilis,gonorea,klamidia,dll.Risiko pada seks anal lebih besar disbanding seks vaginal dan resiko juga lebih besar pada reseptive daripada yang insertive. Diketahui juga bahwa epitel silindris pada mukosa rectum,mukosa uretra laki-laki dan kanalis servikalis ternyata mempunyai reseptor CD4 yang merupakan target utama HIV.

v Kontak Langsung dengan darah /produk darah / jarum suntik :

a. Transfusi darah /produk darh yang tercemar HIV,resikonya sangat tinggi, sampai lebih dari 90% ditemukan sekitar 3-5 % dari total kasus sedunia.

b. Pemakaian jarum Suntik yang tidak steril / pemakaian bersama jarum suntik dan sempritnya pada para pecandu narkotik suntik. Resikonya sekitar 0,5 – 1% dan telah terdapat 5-10% dari total kasus dunia.

c. Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan resikonya sekitar kurang dari 0,5 % dan telah terdapat kurang dari 0,1% dari total kasus dunia.

v Dari darah segar (baru ) yang sudah terinfeksi HIV yang mencemari peralatan seperti jarum suntik, tabung suntik atau alat tusuk kulit yang biasa digunakan untuk menyuntikan obat.

v Dari seorang Ibu yang sudah terinfeksi HIV kepada anaknya yang terjadi sebelum atau selama proses persalinan, tingkat resiko tertinggi melalui cara ini.Diperkirakan 30% ditularkan lewat pemberian air susu Ibu.

Primary HIV infection

Bagaimana HIV tidak dapat ditularkan?

HIV hanya dapat hidup di dalam tubuh manusia yang hidup dan hanya bertahan beberapa jam saja di luar tubuh.

  • HIV tidak dapat menular melalui air ludah, air mata, muntahan, kotoran manusia dan air kencing, walaupun jumlah virus yang sangat kecil terdapat di cairan ini. HIV tidak ditemukan di keringat.
  • HIV tidak dapat menembus kulit yang utuh dan tidak menyebar melalui sentuhan dengan orang yang terinfeksi HIV, atau sesuatu yang dipakai oleh Odha; saling penggunaan perabot makan atau minum; atau penggunaan toilet atau air mandi bergantian.
  • Perawatan seseorang dengan HIV tidak membawa risiko apabila tindakan pencegahan diikuti seperti membuang jarum suntuk secara aman dan menutupi luka.
  • HIV tidak menular melalui nyamuk atau serangga pengisap darah yang lain. Kebanyakan serangga tidak membawa darah dari satu orang ke orang lain ketika mereka menggigit manusia. Parasit malaria memasuki aliran darah dalam air ludah nyamuk, bukan darahnya.

D. Siapa yang rawan terhadap virus HIV???


Pada bulan September 2005, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan RI melaporkan 8.251 kasus HIV/AIDS, dimana di 32 propinsi, 4.065 merupakan kasus HIV dan di 31 propinsi, 4.186 merupakan kasus AIDS. Dari kasus yang dilaporkan ini, persentase tertinggi (59,04%) ditemukan pada kelompok usia 20-29 tahun. Sedangkan kelompok usia dibawah 14 tahun persentasenya adalah 2,12 %. Dari kasus AIDS yang dilaporkan ini, penyalahgunaan narkoba suntik sebesar 59,9%, hubungan seks dengan lawan jenis 47,8 %, lain-lain 7,7 %. Laju kasus AIDS nasional per 100.000 penduduk adalah 2,08.

E. KITA bisa cegah HIV/AIDS (Contoh Keberhasilan)

Apa kuncinya?

Kenapa Uganda berhasil? Ada beberapa hal yang menjadi kunci keberhasilan Uganda ini. Pertama adalah pengetahuan masyarakat terhadap AIDS/HIV, tidak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat desa. Ini merupakan hasil penyuluhan pemerintah dengan bantuan masyarakat itu sendiri. Data menunjukkan bahwa 82% wanita Uganda mengenal AIDS/HIV.

Kunci keberhasilan yang kedua adalah pengetahuan masyarakat tentang siapa yang tengah mengidap AIDS/HIV. Diketahuinya seseorang mengidap AIDS bukan berarti orang tersebut akan didiskriminasikan. Namun tidak lebih dari peringatan terhadap orang-orang di sekitarnya. Hal ini tentunya menuntut jiwa ìmembuka diriî dari ODHA sendiri, serta jaringan komunitas masyarakat yang akan melindungi ODHA dari diskriminasi lingkungannya.

Melalui pendidikan dan penyuluhan, Uganda telah berhasil menekan jumlah ODHA secara drastis. Melalui upaya ini, kita memberikan pengetahuan tentang AIDS/HIV, bahayanya, kondisi terapi dan vaksinasi saat ini, serta cara penanggulangannya. Untuk memperingati warganya akan bahaya AIDS/HIV, pemerintah Uganda mengeluarkan slogan dan peringatan yang berbunyi AIDS was fatal and required an immediate population response based on zero grazingî. ìZero grazingî artinya tidak seperti ternak liar.

Memang harus disadari bahwa cara penanggulangan AIDS/HIV yang efektif saat ini adalah pencegahan. Ini bisa kita lakukan karena kita telah mengetahui mekanisme penyebaran virus HIV ini. Faktor yang utama adalah hubungan seks. Sehingga jika kita ingin bebas dari ancaman AIDS/HIV, janganlah melakukan hubungan seks selain isteri.(*)

CONTOH GAMBAR PENDERITA HIV/AIDS

Oral Thrush, Mouth Yeast Infection

Oral Thrush, Mouth Yeast Infection, AIDS, HIV

Oral Thrush, Mouth Yeast Infection, AIDS, HIV

PENYEBARAN VIRUS HIV / AIDS

SIKLUS HIDUP VIRUS HIV / AIDS

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. AIDS disebabkan oleh Virus HIV yang ditemukan oleh Luc Montagnier dan Robert Gallo. Virus ini menyerang sel tubuh yang memiliki reseptor CD4 terutama sel Limfosit-T yang berperan penting dalam system imun tubuh.

2. Virus HIV banyak terdapat pada caiean tubuh penderita, Jumlah virus yang banyak ada dalam darah , sperma , cairan vagina dan serviks , cairan otak. Dalam saliva , air mata , urine , keringat , dan air susu hanya ditemukan sedikit.

3. Penularan HIV terjadi melalui berbagai cara seperti melalui hubungan seksual tanpa pelindung , kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik yang tercemari HIV , dari seorang ibu yang terinfeksi HIV kepada Ibunya.

4. Yang merupakan kelompok resiko tinggi tertular HIV adalah mereka yang sering berganti-ganti partner seksual seperti homoseksual ,waria, biseks, WTS.Dan juga mereka yang merupakan kaum penyalahgunaan obat secara intravena dan penerima transfusi darah yang terinfeksi HIV.

5. Sampai sekarang belum ada obat yang tepat terhadap AIDS, adapun obat yang diberikan hanya untuk mengatasi infeksi oportunistik serta memulihkan system imun dan memberantas virusnya. Obat tersebut misalnya zidovudin ,didanosin ,dideoxycytidine ,profilaksis, dll

6. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari hubungan kelamin dengan penderita AIDS , mencegah hubungan kelamin dengan partner banyak,pada setiap suntikan harus terjamin sterilisasi alat suntiknya, dll

Saran

Karena AIDS merupakan penyakit yang sangat mematikan, maka saran kami adalah :

1. Masyarakat sebaiknya dapat menjamin diri dan keluarganya terbebas dari penularan virus HIV de4ngan memperhatikan hygiene pribadi masing-masing.

2. Disarankan pada wanita dengan resiko tinggi sebaiknya jangan hamil dan jangan melahirkan mengingat penularan pada bayi dan anak dapat terjadi pada waktu hamil, melahirkan maupun postpartum.

3. Para petugas kesehatan harus dapat menjamin sterilisasi alat-alat yang digunakan karena penularan AIDS juga dapat melalui cara ini.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id